Perjalanan hidupku cukup melelahkan. Berbagai macam dilema telah aku rasakan. Cobaan tak pernah bosan menerpaku. Walau aku rapuh namun tak mau rapuh. Aku selalu ingin tegar, setegar karang yang tetap kokoh walau diterjang ombak ditengah lautan tanpa batas. Hidup memang sulit bagiku, namun aku selalu menyingkirkan pikiran-pikiran negative tentang hidup. Sebab dari buku yang kubaca, hidup bukan untuk dipikirkan tapi untuk dijalani. Ada benarnya dari buku itu, jika hanya berpikir, maka tentulah hanya sisi negative yang akan sering kita simpulkan tentang hidup. Dari situ aku mulai semangat menjalani hari-hariku.
Semua berawal ketika aku pindah ke kota Malang, aku lupa tanggal tepatnya hanya saja aku masih ingat waktu itu akhir bulan juli. Ketika itu kota Malang sangat dingin sekali dan baru aku tahu akhir-akhir ini, Juli-Agustus adalah masa-masa dimana Malang sangat dingin lebih dari hari-hari biasanya. Saat menyadari bahwa aku di pulau Jawa, seolah aku menemukan kembali hidupku yang lama. Mungkin karena terbiasa hidup dengan orang Jawa sejak SMP maka itulah yang aku rasakan. Aku kembali ingat bagaimana semangatnya aku sewaktu SMP dan SMA dulu mengikuti berbagai kegiatan. Pramuka, tapak suci (semacam ilmu silat), pecinta alam, juga mengikuti berbagai klub adalah rangkaian kegiatan yang sangat aku gemari dulu. Memang indah jika mengenang masa-masa itu, dan tanpa sadar aku sedang menyuruh diriku agar lebih bersemangat dari yang pernah aku lakukan dulu.
Hidupku di kota Malang berawal dari keinginanku transfer dari Universitas Pattimura Ambon ke Universitas Negeri Malang. Namun Tuhan merencanakan kisah lain untuk hidupku. Lantaran aku masih semester 3 waktu itu, maka aku belum memenuhi syarat untuk melakukan transfer antar universitas. Aku tidak menyesalinya, karena aku sudah berjanji akan bertanggung jawab dengan keputusanku. Aku mencari berbagai informasi, dan Tuhan kembali menolongku. Kebetulan waktu itu saudara sepupuku juga akan mendaftar tahun itu tepatnya di Universitas Islam Malang, dengan berbagai pertimbangan aku memutuskan untuk mendaftar di universitas yang sama dengan sepupuku. Ringkas cerita, resmilah aku menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Islam Malang.
Beruntung sekali aku tipe orang yang cepat beradaptasi, tidak membutuhkan waktu lama aku sudah mulai akrab dengan kawan-kawan baruku. Hampir lupa, aku mengambil jurusan Bahasa Inggris di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Masih jelas diingataku hari pertama masuk kelas. Kebetulan waktu itu kelas Speaking dosenya Mr. Ali Azhari, beliau menyuruh kami satu persatu maju ke depan untuk menceritakan biodata lengkap kami serta alasan mengapa kami mengambil jurusan bahasa Inggris. Saat tiba giliranku, aku mencoba percaya diri dan tetap tersenyum untuk menutupi grogi aku maju ke depan. Beginilah aku memperkenalkan diriku, “Assalamualaikum. Wr. Wb. Good afternoon friends. my name is Imayati Kalean, and you can call me Ima. I come from Ambon . I was born in Tual, 16th of August 1990. I want to be a translator and a lecturer. My reason to join in English department because I like learn all about English, and I think English is the world language that I must know it. Thank you. Wassalamualikum. Wr. Wb”. Benar-benar kacau balau bahasa inggrisku waktu itu, dan aku hanya tersenyum sendiri bila mengingatnya. Itulah sekilas, bagaimana kujalani hari pertamku di kampus Hijau itu.
Memang, awalnya aku merasa semua biasa-biasa saja. Hanya kampus dan kos tempat aku beraktifitas, tapi lama-kelamaan muncul berbagai tawaran untuk bergabung di organisasi, UKM dan lain-lainnya. Aku bingun harus ikut yang mana, teman-temanku sudah mulai mendaftar bahkan ada yang mendaftar lebih dari satu organisasi atau UKM. Kata mereka coba-coba, siapa tau cocok. Tapi tidak bagiku, karena aku sudah yang namanya coba-coba untuk sebuah organisasi. Akan sedikit untung yang kita dapat. Akupun memutuskan untuk tidak ikut satupun organisasi atau UKM manapun, jika ditanya aku hanya menjawab , “Iya, lihat saja nanti.” Mulailah aku melihat satu persatu organisasi dan UKM yang ada, mana yang bagus, mana cocok untukku, mana yang bagus untuk masa depanku, mana yang bisa mendukung kegemaranku menulis, dan mana yang sejalan dengan pola pribadiku.
Setelah setahun lamanya aku menahan untuk tidak mengikuti satu organisasipu, akhirnya aku memtuskan untuk ikut UKM Fenomena. Fenomena adalah organisasi intra kampus yang menampung mahasiswa-mahasiswa yang memiliki minat untuk menulis. Bisa dikatakan kita belajar tentang jurnalistik. Mulai dari bagaimana menulis artikel, berita, biography, dan yang lain sebagainya. Ketika aku sudah memutuskan, timbul rasa lain dalam diriku. Yah, aku sudah memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan keputusanku.
Jujur saja, dari dulu sampai sekarang aku sangat susah mempertahankan pilihanku sendiri. Aku memang cepat bosan, dan dengan segera beralih ke sesuatu yang lebih menarik. Namun itu dulu, sekarang aku sudah mulai mencoba untuk tetap konsisten dengan apa yang aku pilih. Aku belajar menjadi perempuan dewasa ^_^. Bisa konsisten dan bertanggung jawab dengan diriku sendiri. Aku ingin tetap semangat, aku tetap tumbuh ceria, aku ingin mencapai cita-citaku, dan aku ingin menjadi anak perempuan kebanggaan bapak dan ibu. Fighting!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar